Sah-sah saja kamu memiliki alasan kuat untuk melakukan pendakian, tetapi kamu sama sekali tidak boleh lupa bahwa pendakian gunung selalu dekat dengan risiko bahaya. Risiko bahaya tersebut bisa kamu tekan dengan perencanaan mumpuni. Berikut tahap perencanaan pendakian yang perlu kamu lakukan.

MENYUSUN RENCANA
Pada tahapan ini, mencari data dan informasi tentang kondisi gunung yang akan didaki sagatlah penting. Data dan informasi tersebut antara lain: Peta Lokasi Pendakian, Jalur Pendakian, Jalur Evakuasi Kecelakaan, Sarana Transportasi, Kondisi Geografis, Desa Terakhir/Pos Pendakian, Adat Istiadat, dll. Semakin banyak data dan informsi yang didapat, maka akan mengurangi tingkat risiko bahaya yang akan dihadapi selama melakukan pendakian.

perencanaan pendakian gunung

Masih ingatkah kalian dengan prinsip 5W+1H dalam kalimat berita saat sekolah dulu? Nah, prinsip ini bisa kita jadikan patokan dalam penyusunan rencana pendakian.
What (Apa)
Sebelum melakukan pendakian, hendaknya kita benar-benar mengetahui apa yang akan kita lakukan di lapangan. Hal ini akan mempengaruhi jenis latihan, perbekalan, dan peralatan yang akan dibawa.
Who (Siapa)
Siapa atau dengan siapa kita akan melakukan pendakian tersebut? Seorang yang terlatih ataukah tidak? Apakah kita atau anggota tim dari kegiatan pendakian sudah memiliki pengalaman yang cukup? Hal ini juga harus diperhitungkan untuk mengantisipasi risiko selama pendakian.
Where (Dimana)
Tempat mana yang akan didatangi? Hal ini berpengaruh dalam mempersiapkan sarana transportasi guna menuju tempat yang ingin didaki. Selain faktor teknis, sebaiknya juga mempertimbangkan faktor non-teknis; seperti apakah daerah tersebut berada area konflik, area rawan bencana alam, atau area wabah penyakit?
When (Kapan)
Kapan waktunya dan berapa lama kegiatan kita akan dilakukan? Hal ini harus diperhatikan karena berkaitan dengan kondisi alam, hendaknya mempelajari juga mengenai cuaca/musim tempat yang dituju. Tak ada salahnya kita menengok laporan cuaca dari BMKG mengenai tempat yang akan kita tuju.
Why (Kenapa)
Kenapa kita melakukan kegitan tersebut? Apakah ada tujuan khusus, atau hanya sebagai kegiatan pengisi waktu luang? Hal ini kembali lagi kepada teman-teman selaku pegiat pendakian.
How (Bagaimana)
Bagaimanakah kegiatan tersebut dilaksanakan? Adakah rencana antisipasi jika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi?

WAKTU PENDAKIAN
Penentuan waktu yang tepat sangat menentukan keberhasilan pendakian, terutama untuk mengurangi risiko bahaya yang ditempuh seperti hujan, badai, gangguan binatang, dan beberapa penyakit ketinggian (mountain sickness). Di Indonesia musim pendakian yang baik atau cocok adalah bulan Juni-Agustus karena cuaca dalam bulan-bulan tersebut umumnya cerah. Hujan apalagi badai jarang sekali turun mengingat musim kemarau berlangsung dalam bulan-bulan tersebut.
perencanaan pendakian gunung 2

Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika melakukan pendakian pada bulan Juni-Agustus.
  • Persediaan air/sumber air sangat sulit karena persediaan air pada gunung-gunung di pulau Jawa rata-rata mengandalkan musim penghujan. Dengan demikian, pendakian selama musim kemarau membutuhkan bekal air yang jauh lebih banyak.
  • Jangan memaksakan diri untuk mendaki bila kondisi tidak benar-benar dalam kondisi prima/bugar karena perjalanan pada musim kemarau akan terasa berat. Kamu akan merasa lebih cepat lelah di bawah terpaan terik matahari dan beban air yang berlipat.
Lamanya waktu pendakian harus diimbangi dengan latihan yang intensif. Selain berpengaruh terhadap persiapan fisik, waktu pendakian juga berpengaruh pada persiapan perbekalan atau logistik. Semakin lama waktu pendakian maka semakin banyak pula perbekalan yang harus dibawa.

Perkiraan musim berdasarkan angin muson barat dan timur
Cerah: April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober.
Hujan: Oktober, November, Desember, Januari, Februari, Maret, dan April.

PESERTA PENDAKIAN
Peserta pendakian idealnya mempunyai jumlah minimum 3 orang. Dengan jumlah personel seperti ini, pembagian tugas kelompok dalam menangani masalah di lapangan akan terasa lebih baik. Namun, tidak jarang pendaki melakukan pendakian ‘solo’ atau ‘dueto’ dengan berbagai macam alasan. Kami tidak menyarankan pada teman-teman untuk melakukan hal ini.

ANGGARAN BIAYA
Biaya perjalanan yang dikeluarkan di antaranya untuk surat izin/perizinan, perbekalan/logistik, transportasi, peralatan, dan lain-lain.

Tips
• Siapkan kelengkapan surat-surat yang dibutuhkan (surat izin kepolisian, identitas diri, dan surat izin pos pendakian/simaksi) dan tempatkan dalam tas tersendiri agar mudah diambil saat diperlukan.
• Lakukan survey terhadap transportasi apa yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan, sesuaikan dengan anggaran yang ada dan waktu yang ditargetkan.
• Bila menggunakan sarana transportasi umum, janganlah lupa memperhatikan kenyamanan penumpang lain apalagi kamu akan membawa bawaan berat yang mungkin akan memakan tempat.
• Usahakan selalu berkelompok ketika berada di daerah publik atau ketika berpindah dari satu transportasi ke sarana yang lain. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari tindak kriminal atau risiko tersesat apalagi jika kamu berada di tempat baru yang sama sekali belum pernah kamu jamah sebelumnya.
• Perhatikan selalu barang bawaan teman-teman ketika berada di dalam sarana transportasi umum, maupun tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun, atau bandara. Hal ini berguna mengantisipasi kehilangan barang bawaan atau pun menghindari tindak kriminal yang lain.
Kalau kamu sudah melakukan perencanaan pendakian dengan tepat, kamu bisa mulai menyiapkan perbekalan dan peralatan pendakian. Sekali lagi, jangan sepelekan risiko pendakian. Jika kamu tidak mempunyai peralatan lengkap, kamu masih bisa menyewa alat pendakian gunung kok.

Sumur: SIAP MENDAKI! Panduan Dasar Kegiatan Pendakian, OANC Kaskus